CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Kamis, 15 Januari 2009

The love of a father

Diambil dari sebuah kisah nyata di Amerika Serikat, dan sebuah kisah
nyata dalam kehidupan kita.

Love suffers long and is kind; love does not envy; love does not parade
itself, is not puffed up; does not behave rudely, does not seek its
own, is not provoked, thinks no evil; does not rejoice in iniquity, but
rejoices in the truth; bears all things, believes all things, hopes all things,
endures all things..1 Corinthians 13:4-7 (NKJV)

Adalah seorang muda yang taat berdoa yang masih berpacaran dengan
seorang gadis muda juga yang baik hati. Kedua orang ini adalah dua
konglomerat kaya.

Sebelumnya mereka pun selalu berdoa, 'Tuhan berikanlah aku pasangan
yang menurut Engkau terbaik...' Setelah mereka menikah, keadaan
berubah. Maksudnya, doanya berubah menjadi, 'Tuhan, berikanlah kami
anak yang terbaik buat kami.' Tetapi setelah 7 tahun mereka menikah,
mereka tidak mempunyai anak.

Setelah mereka berdoa dan berdoa, akhirnya mereka mempunyai anak.

Dan keadaan berubah, maksudnya doa mereka berubah lagi, 'Tuhan,
biarlah anak ini menjadi anak yang terbaik bagi kami.' Dan benar,
setelah 9 bulan istrinya mengandung,lalu lahirlah seorang anak bagi
mereka. 'Anak laki-laki pak,' kata dokternya. Sang ayah langsung
melonjak kegirangan.

Tetapi setelah 3 hari, sang dokter memanggil si ayah ke rumah sakit.
Lalu si dokter berkata, 'Pak, dengan berat hati saya harus
menyampaikan kabar buruk kepada anda.' Si ayah membalas, 'Kabar
apapun, saya siap menerimanya, pak dokter. Saya siap menghadapi yang
terburuk' 'Dan hal yang buruk itu adalah, bahwa putra anda tidak akan
bertumbuh dengan normal seperti anak-anak yang lain,' jelas si dokter.
'Apa maksud bapak,' si ayah bertanya. Dokter melanjutkan, 'Putra anda
menderita sesuatu kecacatan yang tidak dapat disembuhkan. Yaitu cacat
mental yang serius.' Sang ayah lalu menitikan air mata dan berkata
sambil berdoa, 'Tuhan, apapun yang Engkau berikan kepadaku, aku tahu
semuanya baik dan Engkau tidak pernah mencelakakan anak-anakMu. '

But above all these things put on love, which is the bondof perfection.

Colossians 3:14 (NKJV)

Sejak itu, kedua orang tua itu membeli ranjang bayi khusus anak
mereka dan ditaruh di samping ranjang mereka berdua. Mereka selalu
kesulitan untuk mengurus anak mereka tersebut,tetapi mereka menanggung
semuanya itu.

Beranjak keluar dari umur balita, mereka membuatkan kamar khusus untuk
anak mereka tersebut. Anak itu menjadi anak yang sangat istimewa dan
menjadi anak mereka satu-satunya. Mereka memberikannya segala yang dia
mau dan dia perlukan. Mainan macam-macam, komputer, boneka, dan
lain-lain. Dan jika si ayah selesai pulang kerja, ia selalu mengajak
si anak bermain. Dengan mainan yang ada atau jika ayahnya membawa
mainan yang baru untuk anaknya.

Setiap ayahnya pergi keluar misalkan untuk berpesta dengan rekan
kerjanya atau teman-temannya yang sedang berbahagia, ia selalu membawa
serta istri dan anaknya. Dan di depan rekan-rekan kerjanya atau
teman-temannya, ia selalu membanggakan anaknya. 'Woi anak gw
nih…ganteng kan ?' Selalu ia mengatakan demikian, karena ia tahu,
anaknya ini adalah anugerah Allah yang terbesar dalam dirinya.. Dan ia
sangat mengasihi anak ini, karena ini anaknya. Meskipun dia cacat.

Tetapi setelah anak itu bertumbuh makin dewasa, kecacatannya semakin

kelihatan. Kemampuan komunikasinya kurang, jika terjemur matahari
sebentar mulutnya akan keluar busa, dan jika sedang berbicara kadang
air liurnya menetes. Tetapi meskipun begitu, kedua orang tua tetap
sangat sangat menyayangi anak mereka yang cacat itu.

Suatu hari, pagi-pagi sekali anak cacat ini sudah bangun, sekitar pukul

4.30. Dalam pikirannya, 'Hari ini, aku pengen buat sarapan yang
speeeeeesial buat papa.' Setelah doa pagi, ia pergi menuju dapur. Ia
mengambil potong roti, lalu menaruhnya dalam oven, dan menyetel
waktunya sampai 10 menit.

Tentu saja hasilnya gosong. Setelah bunyi 'ting', maka anak cacat itu

menaruhnya di atas sebuah piring. Lalu ia mengoleskan selai kacang
keju yang (amat) sangat banyak, sambil berpikir, 'Harus kasih yang
baaaaanyak buat papa, biar ueeeeenak rasanya'.

Setelah itu, ia berlari ke kulkas, lalu mengambil sebutir telur. Dan lalu

memanaskan panci di atas kompor, lalu memecahkan telur tersebut dan

menuangkan isinya ke dalam panci tersebut, dan langsung menaruhnya di
atas piring yang lain, sambil berpikir, 'Kalo aku buatnya cepet, pasti
papa

seneng, karena gak perlu nunggu lama.' Dan lalu ia bergegas mengambil

cangkir, dan mengambil toples kopi bubuk. Jika kita hanya membutuhkan
2 sendok teh, anak cacat ini memakai 5 sendok teh kopi bubuk, sambil
berpikir,

'Kalau 2 sendok the saja sudah harum, apalagi 5, pasti papa suka.' Jadilah

kopi yang terasa seperti kopi tua itu. Lalu si anak cacat ini mengambil

nampan, lalu dengan hati-hati tanpa menimbulkan bunyi macam-macam,
menaruh semua piring yang di atasnya ada roti gosong dan telur mentah
dan cangkir kopi tua tersebut, dan menuju kamar ayahnya. Lalu ia
membangunkan ayahnya, dan lalu berkata begini, 'Papa, bangun dong,
aku udah buat sarapan yang spesiaaaaaaaal buat papa.' Lalu ayahnya
bangun dan melihat dan menghirup aroma 'sedap' dari roti gosong, telur
mentah dan kopi tua tersebut. 'Wah pasti enak nih.'

Sebelum si ayah melipat tangannya untuk berdoa, si anak berkata, 'Pa,
kali ini aku doain makanan ini buat papa ya, ' kan biasanya papa yang
doain. OK ya papa?' Sebelum ayahnya sempat mengangguk, si anak cacat
ini sudah melanjutkan, 'Papa ikutin ya: Tuhan Yesus, terima kasih,
atas makanan ini, yang telah Tuhan sediakan. Terima kasih Tuhan, amin.'

Lalu ayahnya mecoba roti gosong tersebut, dan setelah ayahnya
mengunyah gigitan pertama, si anak cacat dengan polosnya bertanya,
'Enak kan pa?'

'Iya, enaaaak sekali,' lalu melanjutkan makan. Setelah roti tersebut
habis,

ia memakan telur mentah tersebut. Dan si anak bertanya, 'Telurnya enak
kan pa? Aku yang masak semuanya loooo….' Si ayah berkata, 'Wah kamu
yang masak? Enak sekali nak.' Lalu si ayah melanjutkan memakan telur
mentah tersebut. Setelah semua makanan habis, ia mecoba kopi tua itu.
Si anak bertanya lagi,

'Harum dan enak kan pa?' Si ayah tanpa expresi mual apapun,
membalasnya, 'Pahit, tapi papa suka sekali.' Dan dengan lugunya si
anak menjawab, 'Ya iya dong papa, kopi kan pahit…,' karena ia mengira
ayahnya sedang bercanda.

Setelah semuanya habis, si ayah membelai kepala anaknya dan berkata
'Ray, kamu tau nggak…'

'Nggak paa,' potong si anak cacat tersebut. Lalu si ayah melanjutkan,
'Kalau semua masakan kamu, enaaaaak sekali.' Lalu si anak menjawab,
'Iya dong pa, kan aku yang masakin, spesiaaaaaal buat papa.' Lalu si
ayah berkata lagi,

'Kamu tahu nggak kenapa papa senang hari ini?' Si anak sambil
menggelengkan kepala, 'Nggak tau pa….' 'Karena hari ini kamu dah buat
sarapan yang, spesiaaaaal buat papa.' Lalu si ayah melanjutkan, 'Ray,
kamu tahu gak kenapa papa sayaaaaaaang sekali sama kamu?' Lalu dengan
lugunya anak cacat ini menjawab, 'Nggak tahu pa…..' 'Karena kamu anak
papa yang udah bikin papa, seneeeeeeeeeeeng banget.' 'Raymond juga,
sayaaaaaaaaaang banget sama papa.'

Lalu sambil menitikan air mata, ia memeluk anaknya yang cacat itu, dan

berkata kepada anaknya, 'Terima kasih ya nak, karena telah memasakan
sarapan roti, telur, dan kopi ini buat papa. Semuanya terasa, enaaaaak
sekali.' Lalu si anak menjawab, 'Sama-sama papaah….' Dan si ayah lalu
berdoa dalam hatinya, 'Tuhan terima kasih, karena Engkau sudah
memberikan anak yang sangat sayang padaku…'

Anda tahu, siapakah anak cacat dan ayah tersebut?

Kamulah, yang sedang membaca adalah anak yang cacat tersebut.. Seperti
anak cacat itu memberikan kepada ayahnya, roti gosong, telur mentah
dan kopi tua, juga kita, memberikan apa yang tidak sempurna dari kita
untuk Tuhan. Roti gosong, telur mentah dan kopi tua, yang merupakan
apa yang tidak sempurna dari kita misalnya, pujian, dan kehidupan
kita, Tuhan terima semuanya dengan senang hati, karena Tuhan tahu,
bahwa kita melakukannya dengan segenap hati kita yang tertuju pada
Bapa di sorga, dan kita ingin melakukan yang terbaik untuk Bapa kita
di sorga.

Ingat ini: Bapamu di sorga menyayangimu, apa adamu, apa yang ada
padamu, apapun yang engkau berikan dengan segenap hatimu, merupakan
sebuah persembahan yang harum. Karena Bapamu mengasihi kamu,
sampai-sampai Ia sendiri mengirimkan Anak-Nya untuk turun ke dunia,
untuk menebuskan dan mematahkan segala kutuk atas diri kita, dan untuk
membayar lunas segala hutang dosa kita dan menebus dosa kita dari maut..

Ingat : Bapamu di sorga mengasihimu.

You are all fair, my love, and there is no spot in you.

Song of Solomon 4:7 (NKJV)

Tuhan Memberkati

Benny Agustinus

0 komentar: